![](https://kampungpasarmodal.com/upload/11ca21f04b-home-banner.jpg)
CLOSE
Semua Mata Kembali Tertuju Ke China
Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah pada level 6625. Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks dibebani oleh Transportation & Logistic (-1.461%), Consumer Non-Cyclical (-1.354%), Consumer Cyclicals (-0.788%), Properties & Real Estate (-0.676%), Infrastructures (-0.551%), Financials (-0.429%), Industrials (-0.303%), kendati ditopang oleh sektor Basic Materials (0.207%), Healthcare (0.552%), Energy (1.829%), Technology (4.22%) yang mengalami penguatan walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6585 dan level resistance 6680. Bursa saham AS pada awal pekan ini ditutup dizona hijau dengan mencetak rekor menyusul bombardir kabar positif terkati dengan kenierja keuangan emiten kelas kakap di Wall Street. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 64,13 poin (+0,18%) menjadi 35.741,15 sedangkan S&P 500 bertambah 21,6 poin (+0,47%) ke 4.566,48. Kedua level penutupan tersebut merupakan rekor tertinggi baru. Nasdaq lompat 136,5 poin (+0,9%) ke 15.226,71. Sentimen pertama yaitu China yang akan menjadi perhatian pasar global, dimana menyusul dari kebijakan pemerintah terkait dengan pasar komoditas dan muncul kembali kasus Covid-19 varian delta yang telah memicu lcokdown secara penuh. Kemarin, harga batu bara yang menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia drop 7% ke US$ 204,5 per ton setelah pemerintah China menyatakan akan menginvestigasi perusahaan penyedia indeks harga energi tersebut, dalam upaya untuk mengendalikan harga di pasar berjangka. Meski harga batu bara anjlok 7% dalam sehari, secara tahun berjalan harga energi utama duni ini masih terhitung melesat 150% menyusul krisis energi di negara maju, dan juga kenaikan permintaan di China. Namun secara fundamental, permintaan energi diprediksi masih tinggi. Goldman Sachs dalam laporan riset terbarunya mengatakan bahwa permintaan dunia akan minyak bumi bakal kian meningkat, sehingga harga berpeluang menyentuh level US$ 90 per barel. Permintaan dunia diprediksi bakal mencapai angka 100 juta barel per hari (bph) menyusul kenaikan konsumsi di Asia setelah penyebaran virus Covid-19 varian delta mulai teratasi. Di Eropa, tren pengalihan minyak bumi ke gas diprediksi meningkat di tengah krisis energ iseperti sekarang, yang menambah permintaan minyak setidaknya sebesar 1 juta bph. Kemarin, harga kontrak berjangka (futures) minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 84,38/barel atau naik tipis 0,2%, sementara Brent naik 0,54% ke US$ 86,26. Selanjutnya dari dari segi pandemi, Dari sisi pandemi, pasar kembali memperhatikan China yang kini menghadapi munculnya kasus Covid-19 yang baru. Mengutip Reuters, pejabat kesehatan pemerintahan Xi Jinping, mengatakan wabah Covid-19 terbaru kemungkinan akan semakin menyebar lebih jauh. Selama seminggu terakhir, ada 11 wilayah provinsi kemasukan Covid-19 dengan total 100 kasus infeksi.Jika hari ini kasus Covid-19 di China terus meningkat, pelaku pasar akan cenderung memilih aman dengan merealisasikan keuntungan yang telah didapatkan sembari memantau keadaan lebih jauh lagi. (Source : CNBC Indonesia).
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com